DIBUKA PELUANG UNTUK MENJADI AGEN / RESELLER __________________ Hydroxygen Plus® Suplement Paten Yang Terbukti Menyembuhkan ____________________ Melayani Pengiriman Keseluruh Indonesia & COD Dengan Syarat Tertentu.
Hydroxygen Plus dan Asma Hydroxygen

Hydroxygen Plus dan Asma Hydroxygen Plus adalah produk terapi oksigen yang sangat dibutuhkan oleh penderita asma. Karena penderita asma mengalami gangguan pernafasan dan asupan oksigen, maka pemberian Hydroxygen ini akan sangat bermanfaat bagi mereka, disamping itu Hydroxygen juga membantu membersihkan polutan yang masuk ke dalam tubuh, yang diduga juga sebagai faktor pemicu terjadinya asma. Banyak laporan yang menyatakan bahwa setelah pemakaian rutin Hydroxygen Plus maka mereka menjadi tidak tergantungan terhadap obat asma, bahkan lepas sama sekali. Hydroxygen Plus membuat nafas kembali lancar dan energipun meningkat. Apakah asma itu ? ASMA merupakan penyakit peradangan yang berlangsung kronis di saluran napas. Peradangan ini membuat saluran napas memberikan respon yang berlebihan (hiperaktivitas) sehingga menyempit dan tertutup oleh produksi lendir yang banyak dan pekat yang mengakibatkan aliran udara terbatas. Apakah gejala dari asma itu? Gejala utama asma ialah sesak napas disertai bunyi mengi (wheezing) atau sering disebut bengek. Penderita asma biasanya mempunyai riwayat batuk yang memberat terutama malam hari ataupun subuh, mengi berulang, sering merasa sulit bernapas dan kerap kali merasa dada seperti diikat. Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronchus mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir kedalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas. Asma menimbulkan gangguan kualitas hidup karena gejala yang ditimbulkannya baik berupa sesak napas, batuk, maupun mengi. Pasien jadi kurang tidur atau terganggu aktivitas sehari-harinya. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan. Meskipun jarang, asma bisa memicu kematian. Kapan serangan asma terjadi? Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi pada setiap penderita, seperti pada penderita asma berat yang mengalami serangan hampir setiap hari. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam bahkan selama beberapa hari. Selama terjadinya serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat sehingga dapat menimbulkan rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita akan mengeluarkan banyak keringat, pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Penderita asma sedang dengan serangan rata-rata tiga kali dalam seminggu, dan asma ringan dengan serangan sekitar dua kali dalam seminggu. Bagaimana mengetahui berat ringannya serangan asma? Berat ringannya asma dapat diukur dari seberapa sering timbulnya gejala asma baik siang hari maupun yang timbul malam hari serta beberapa berat fungsi paru terganggu. Serangan asma bisa timbul sewaktu-waktu tetapi sebenarnya peradangan yang terjadi di saluran nafas bersifat kronis (berlangsung terus dalam waktu lama). Dasar permasalahan pada penyakit asma terletak pada penyempitan saluran pernafasan berupa proses reaksi peradangan (akibat reaksi alergi) yang merupakan respon terhadap rangsangan dimana pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Apa yang bisa memicu serangan asma? Beberapa alergen dapat memicu serangan asma, diantaranya : • Debu yang ada di dalam rumah berasal dari kasur kapuk, karpet, sofa, pakaian yang disimpan lama di dalam lemari, langit-langit atap rumah, buku/kertas arsip yang lama, dll. • Bahan makanan terutama jenis ikan laut, udang, susu sapi, telur, coklat, kacang-kacangan, dll. (sementara kelompok bahan makanan yang mempunyai ciri yang mengiritasi, a.l. pedas, dingin, bergetah, rasa manis/asam, asing, dll. bukan penyebab tapi pemicu terjadinya serangan asma). • Perubahan lingkungan hidup yang tidak diharapkan (perubahan cuaca, kelembaban, temperatur, polusi udara, asap rokok dan bau-bauan yang merangsang), bulu yang berasal dari bahan pertanian (tepung sari, jerami, rumput-rumputan, ampas tebu, dll.) bahan yang berasal dari bulu dan kotoran unggas serta binatang piaraan. • Pengaruh obat-obatan seperti penisilin, sulfa, dan aspirin yang bisa menjadi faktor pencetus serangan asma. • Pemicu lainnya dapat berupa kelelahan pikiran, infeksi saluran nafas terutama penyakit influenza tertentu, aktivitas fisik dan ketegangan jiwa (emosi yang kuat, misalnya perasaan terlalu gembira atau perasaan kesal akibat suasana kerja yang tidak menyenangka n atau perasaan sedih karena baru putus cinta. Bagaimana penelitian tentang alergen terhadap kejadian asma ? Alergen adalah zat di lingkungan yang pada orang sensitif dapat menimbulkan gejala alergi atau asma. Pada asma, alergen yang dapat memicu adalah alergen hirup, seperti tungau debu rumah, kecoak, serta serpih kulit binatang seperti anjing dan kucing. Pada penelitian di Jakarta, 77% penderita asma anak bereaksi alergi terhadap tungau debu rumah, sementara kecoak 44%. Sedangkan serpih kulit kucing dan anjing ternyata hanya menunjukkan reaksi alergi 7% dan 4%. Bila faktor tungau debu rumah dapat dihilangkan, maka prevalensi asma di Jakarta sebesar 7,5% dapat diturunkan jadi 71%. Upaya ini tidak mudah karena tungau debu rumah terdapat di mana-mana dan tahan terhadap panas. Meski demikian, upaya menghindari tungau debu rumah harus tetap dilakukan. Kalau peran polusi udara sebagai pemicu asma masih kontroversi. Sebagian besar peneliti tidak mendukung polusi udara sebagai penyebab asma. Hal ini terbukti dari penelitian dari beberapa negara maju maupun negara berkembang. Jerman Timur yang sebelum bersatu dengan Jerman Barat mempunyai industri dengan polusi udara tinggi, prevalensi asmanya lebih rendah (3,9%) dibandingkan dengan Jerman Barat (5,8%). Demikian pula negara barat seperti Australia, Selandia Baru yang polusi udaranya rendah mempunyai prevalensi asma tinggi (20-30%). Sebaliknya, di Afrika prevalensi asma lebih tinggi di daerah urban dibandingkan dengan daerah rural. Seperti halnya laporan di suatu daerah di Perancis yang kadar ozonnya tinggi di daerah perkotaan ternyata meningkatkan prevalensi asma. Ozon merupakan hasil dari reaksi fotokimia yang melibatkan radiasi ultraviolet (cahaya matahari) pada NO2 dan hidrokarbon yang dihasilkan emisi kendaraan. Untuk di Indonesia sendiri, penelitian dr Heru Sundaru dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, yang dilakukan di Jakarta dan Subang secara serentak menunjukkan kadar polusi udara di Jakarta lebih tinggi 3-4 kali lipat dibandingkan Subang, termasuk kadar ozon, kecuali kadar SO2 3-4 kali lebih tinggi di Subang, yang diduga berasal dari polusi Gunung Tangkuban Perahu yang masih aktif. Dampaknya adalah gejala batuk dan mengi lebih banyak di Subang, tetapi asma di Jakarta secara bermakna jauh lebih berat. Dibandingkan dengan Bandung (5,2%), Semarang (5,5%), dan Denpasar (4,3%), prevalensi asma di Jakarta paling tinggi (7,5%). Apakah penyebab dari asma itu? Penyebab asma sampai saat ini belum diketahui pasti sehingga pengobatan asma sampai sejauh ini baru pada tahap mengendalikan gejala. Maka para peneliti lebih fokus pada mencari faktor risiko yang berperan terhadap terjadinya asma. Pada asma banyak sekali faktor risiko yang diduga ikut berperan, tetapi umumnya digolongkan menjadi faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Dalam praktik sering dihubungkan adanya faktor riwayat asma dalam keluarga dengan terjadinya asma. Banyak penderita asma merasa heran bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita asma. Dari suatu penelitian yang baru-baru ini dilakukan di Indonesia, hanya 30% penderita asma yang keluarganya menderita asma. Faktor ibu ternyata lebih kuat menurunkan asma dibandingkan dengan bapak. Sebagian besar tidak diketahui menderita asma karena faktor genetik itu tidak sampai menimbulkan gejala asma atau bermanifestasi jadi penyakit alergi lain. Sejauh ini belum diketahui faktor gen mana yang menyebabkan asma. Banyak sekali gen yang ikut berperan dalam terjadinya asma (polygen). Pentingnya faktor genetik pada asma juga ditunjukkan pada penelitian asma di Indonesia itu, bahwa ternyata orangtua asma berkemungkinan 8-16 kali menurunkan asma dibandingkan dengan orangtua yang tidak asma, terlebih lagi bila si anak alergi terhadap tungau debu rumah. Meskipun faktor genetik dianggap penting dalam terjadinya asma, tidak dapat diterangkan mengapa terjadi kenaikan prevalensi asma di banyak negara dalam waktu yang relatif singkat. Karena itu, peran faktor lingkungan dianggap lebih penting. Penelitian Von Mutius dkk di Jerman Barat (sebelum bersatu dengan Jerman Timur) menunjukkan prevalensi asma di Jerman Barat 5,8% lebih tinggi daripada Jerman Timur yang 3,9%. Padahal, secara genetik keduanya sama. Demikian pula di Asia. Leung dkk melaporkan penelitian asma pada etnis China. Ternyata prevalensi asma di Hongkong paling tinggi (11,6%) dibandingkan dengan Kota Kinibalu di Malaysia (8,2%) atau San Bu (1,9%) di daratan China. Etnis China yang lahir di Australia mempunyai prevalensi asma lebih tinggi (24%) dibandingkan dengan mereka yang di Hongkong atau daratan China. Jadi, meskipun faktor genetik penting dalam terjadinya asma, faktor lingkungan lebih penting lagi. Ribuan penelitian menyangkut faktor lingkungan masuk dalam hipotesis terjadinya asma. Mulai dari imunisasi yang semula diduga ikut berperan dalam terjadinya asma (dibantah dalam laporan terakhir) sampai pada hipotesis yang menyatakan infeksi semasa awal kehidupan justru mengurangi terjadinya asma, sehingga negara-negara miskin mempunyai prevalensi asma lebih rendah dibandingkan dengan negara maju yang jarang terpajan infeksi. Pendapat ini melahirkan hipotesis higiene. Peneliti Inggris, Strachan, mengemukakan hipotesis ini pada British Medical Journal tahun 1989 yang menyatakan bahwa kurangnya pemajanan oleh infeksi pada awal kehidupan akan menyebabkan terjadinya penyakit alergi atau asma di negara-negara maju yang masyarakatnya sudah hidup bersih. Hipotesis tersebut berkembang, yang secara sederhana dijelaskan demikian. Dalam tubuh manusia ada sel limfosit (darah putih) yang disebut Th1 (T helper 1) yang berkaitan dengan imunitas atau kekebalan dan sel Th2 yang berkaitan dengan penyakit alergi. Kedua sel dalam menjalankan fungsinya mengeluarkan sitokin-sitokin, yaitu sejenis glikoprotein atau zat perantara yang akan memicu fungsi sel lain. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara sel Th1 dan Th2, tetapi pada penyakit alergi sel Th2 lebih aktif dari Th1. Pada asma atau penyakit alergi, fungsi sel Th2 berlebihan akibat berbagai faktor. Namun, kini hipotesis tersebut mulai disanggah. Pemakaian antibiotik pada bayi atau anak kecil yang dulu dianggap dapat menyebabkan alergi atau asma, misalnya, dibantah oleh penelitian terbaru oleh Celedon dkk yang dipublikasikan pada majalah Clinical Experimental Allergy tahun 2004. Berbagai faktor yang diduga ikut ambil bagian dalam terjadinya asma antara lain diet, tinggal di daerah urban, jumlah saudara kandung, polusi udara, asap rokok, sampai faktor ekonomi. Peran alergen dan polusi udara barangkali yang paling perlu dikemukakan di sini, baik untuk kepentingan masyarakat maupun pemerintah. Pada anak-anak, saat ini alergi merupakan salah satu faktor penting penyebab berkembangnya penyakit asma. Terbukti, 75%-90% anak dengan asma di dunia mengidap alergi. Siapa saja yang berisiko asma? Asma adalah penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul segala usia, meskipun demikian, umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun dan orang dewasa pada usia sekitar tigapuluh tahunan. Para ahli asma mempercayai bahwa asma merupakan penyakit keturunan dan sebagian besar orang yang menderita asma karena allergi terhadap sumber allergi tertentu. Bagaimana mengobati asma? Tujuan pengobatan asma meminimalkan gejala, menormalkan fungsi paru dan aktivitas sehari-hari, mencegah eksaserbasi dan obstruksi saluran napas yang irreversible serta mengoptimalkan pengobatan farmakologis dengan efek samping sedikit mungkin. Penatalaksanaan yang direkomendasikan sesuai dengan efek samping sesedikit mungkin. Penatalaksanaan yang direkomendasikan sesuai dengan pertemuan para ahli asma pada Global Strategy for Asthma Management and Prevention yang diselenggarakan oleh World Health Organization dan National Heart, Lung and Blood Institute (WHO/NHLBI) atau lebih populer dengan singkatan GINA yaitu; penyuluhan kepada penderita dan keluarganya, penilaian dan pemantauan beratnya asma, menghindari dan mengendalikan faktor pencetus, merencanakan pengobatan asma jangka panjang, rencana penanggulangan eksaserbasi asma, menyelenggarakan pemantauan secara berkala. Bagaimana mensiasati serangan asma? • Bersihkan rumah dan sekitarnya, kenali allergen (sesuatu yang dapat menyebabkan alergi) di seputar rumah dan pelajari cara untuk membasmi atau menangkalnya. Usahakan tempat kerja anda nyaman dan bersih. Jika tempat kerja 'kurang sehat' dan tidak mendukung kesehatan, diskusikan dengan atasan anda dan cari jalan keluar terbaik. Menghindari paparan terhadap allergen yang ada di sekitar anda bisa mengurangi kepekaan terhadap hal-hal yang dapat memperburuk kondisi anda. • Perhatikan dan tingkatkan jenis makanan yang anda santap. Suplemen vitamin dan mineral tertentu bisa meningkatkan ketahanan tubuh terhadap pemicu serangan asma. Makanan rendah lemak, sarat karbohidrat, berbagai sayuran sehat bagi tubuh anda. • Lakukan olahraga secara teratur. Olahraga yang tepat bagi penderita asma adalah olahraga sejenis jalan kaki atau berenang. Olahraga tersebut memiliki intensitas rendah dapat dapat dilakukan untuk jangka waktu yang lebih lama. Yang baik bagi penderita asma adalah olahraga yang tidak membutuhkan latihan terus-menerus, seperti sepakbola, tenis dan olahraga sejenis. Berenang adalah olahraga yang paling baik bagi penderita asma karena mereka menghirup udara di atas air yang tidak kering dan tidak merangsang saluran napas. Penderita asma yang ingin melakukan olahraga berintensitas tinggi harus melakukannya setahap demi setahap dengan meningkatkan intensitas setiap berolahraga. Olahraga yang melatih kekuatan tidak mungkin menyebabkan serangan asma jika penderita beristirahat di sela-sela tiap set. Namun yang penting saat berolahraga harus menghindari lingkungan yang berpolusi, suhu udara dingin, atau kering. Pelajari cara bernapas yang tepat. Cukup mengherankan, banyak penderita asma tidak menyadari bagaimana cara bernapas yang baik. Meski cara bernapas yang salah tidak memicu serangan tetapi dengan memperhatikan cara bernapas yang benar dapat membantu mencegah serangan serta mengurangi efek-efeknya. . Bagaimana angka kejadian asma di Indonesia ? Dalam 30 tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan penyakit) asma terutama di negara-negara maju. Kenaikan prevalensi asma di Asia, seperti Singapura, Taiwan, Jepang, atau Korea Selatan, juga mencolok. Di Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, yang meningkat tahun 2003 menjadi 5,2%. Kenaikan ini tentu saja perlu upaya pencegahan agar prevalensi asma tetap rendah. Tidak tinggi seperti di Inggris atau di Australia yang mencapai 20-30%. WHO memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia asma. Setiap tahun terjadi penambahan jumlah penderita asma sebanyak 180 ribu. Apakah pengobatan asma sudah memadai? WHO bersama National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) Amerika Serikat mengoordinasikan pertemuan dengan para pakar asma seluruh dunia untuk membuat strategi penanggulangan asma yang terangkum dalam buku panduan GINA. Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, panduan tersebut telah beberapa kali direvisi. Meski panduan tersebut telah tersebar luas dan berbagai pertemuan ilmiah sering diselenggarakan, belum semua dokter memberikan pengobatan asma yang memadai. Laporan dari satu penelitian di Amerika Serikat ternyata hanya 60% dokter spesialis paru dan alergi yang memahami panduan dengan baik, sedangkan dokter lain 20-40%. Tidak mengherankan bila pengobatan asma belum seperti yang diharapkan. Di lapangan masih banyak pemakaian obat antiasma yang tidak pada tempatnya, dan tingginya kunjungan pasien ke unit gawat darurat, perawatan inap, bahkan perawatan intensif. Suatu laporan dari delapan negara Asia-Pasifik yang dilaporkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun 2003 menunjukkan, asma mengganggu kualitas hidup, seperti gejala-gejala batuk, termasuk batuk malam dalam sebulan terakhir pada 44-51% dari 3.207 kasus yang diteliti, bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Ada 43,6% penderita yang mengaku dalam setahun terakhir menggunakan fasilitas gawat darurat, perawatan inap, atau kunjungan darurat lain ke dokter. Dampak asma terhadap kualitas hidup juga ditunjukkan dari laporan tersebut, seperti keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga 52,7%, aktivitas fisik 44,1%, pemilihan karier 37,9%, aktivitas sosial 38%, cara hidup 37,1%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Bagaimana mensiasati tempat tinggal yang baik untuk penderita asma? Bagi penderita asma atau kerabat yang tinggal serumah dengan penderita asma sebaiknya mulai memerhatikan keadaan tempat tinggal Anda. Seperti yang kita ketahui, keadaan penderita asma sama seperti orang-orang sehat lainnya bila tidak dipicu oleh sesuatu. Perlu diketahui bahwa rumah tinggal kita berpotensi sebagai pemicu kambuhnya asma. Oleh karena itu, jagalah kebersihan ruang dalam rumah Anda. Namun, itu saja belum cukup. Harap perhatikan juga penataan ruang dan benda-benda yang telah nongkrong bertahun-tahun di dalamnya. Usahakan agar hanya memiliki dan "menahan" benda-benda yang benar-benar kita butuhkan. Secara naluriah memang manusia suka menyimpan benda-benda yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. "Menyembunyikannya" di gudang tidak membuat banyak perbedaan. Selain itu juga perhatikan aliran dan keadaan udara di dalam rumah. Aliran udara yang buruk dengan sendirinya akan menciptakan keadaan udara yang kurang menguntungkan bagi penderita. Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dan diperhatikan. 1. Berapa pun ukuran rumah kita, buatlah bagian dalam rumah kita mempunyai kapasitas udara sebesar mungkin. Kapasitas udara adalah volume rumah kita dalam keadaan kosong dikurangi dengan benda benda/perabot-perabot yang mengisinya. Singkirkanlah benda-benda atau mebel-mebel yang tidak terlalu diperlukan. Juga benda-benda yang lebih kecil tapi jumlahnya banyak lagi mudah sekali menangkap debu, seperti permadani dan benda-benda kecil atau benda benda yang memiliki celah-celah kecil, ukiran-ukiran rumit yang agak sulit dibersihkan. 2. Setiap bermaksud/berencana membeli benda baru yang akan memakan tempat di rumah, kita harus mengibanginya dengan menyingkirkan benda lain di dalam rumah kita yang kira-kira seukuran. Atau Anda harus memperluas ruang rumah Anda sehingga dengan demikian kapasitas udara di dalam rumah tidak berkurang. 3. Kalau mungkin, di kamar tidur hanya ada tempat tidur saja. Letakkan lemari pakaian, tempat rias, dan kebutuhan pribadi lainnya di ruang terpisah. 4. Meskipun negeri kita berlebihan cahaya matahari dan kita cenderung menangkisnya, sebaiknya jendela rumah dibuat selebar mungkin sehingga udara bebas keluar masuk dan ruang dalam menjadi terang. Ruang dalam yang selalu temaram cenderung menciptakan udara lembab. Kelembapan merupakan sebagian pemicu asma. 5. Pintu jendela sebaiknya dan sebisanya selalu dalam keadaan terbuka di siang hari. Pasanglah daun pintu lapis kedua yang berupa teralis dan kawat nyamuk untuk menangkal serangga dan untuk keamanan. 6. Bersihkan secara berkala semua benda apa pun yang mudah menangkap debu, seperti gorden, kawat nyamuk, filter AC, dan buku-buku. Semakin berdebu lingkungan rumah tinggal Anda, semakin sering pembersihan ini harus dilakukan. Pembersihan harus ditingkatkan di saat musim pancaroba. 7. Beberapa penderita asma sangat rentan dengan udara dingin. Apabila terbiasa tidur dalam ruangan ber-AC, sebaiknya temperatur dijaga sekitar 26 derajat Celsius. Bila tidak menggunakan AC, sebaiknya pasanglah exhauster fan (kipas angin untuk membuang udara dalam keluar). 8. Memiliki termometer ruang dan pengukur kelembapan ruang (hygrometer) sangat menguntungkan karena kita bisa memantau dan memperbaiki keadaan udara dalam ruang kita dengan tepat. 9. Pemakaian obat-obatan anti serangga dan pengharum ruangan sebaiknya dihindari sama sekali karena penderita asma biasanya amat sensitif dengan baunya. Lagi pula racun serangga sebenarnya racun bagi kita juga. 10. Bila Anda berada pada tahap merencanakan membangun rumah, ada baiknya memerhatikan beberapa hal berikut ini. (a) Ukuran rumah sebaiknya dibatasi juga oleh kemampuan Anda sekeluarga untuk menjaga kebersihannya secara maksimum sepanjang waktu, termasuk pada waktu-waktu absennya pembantu rumah tangga. (b) Setiap ruang hendaknya berbentuk sesederhana mungkin, yakni segi empat sempurna dan setiap ruang hunian harus memiliki jendela selebar-lebarnya sehingga aliran udara berjalan dengan baik. (c) Kamar mandi merupakan sumber kelembapan yang harus diperhatikan benar rancangan dan posisinya. Sebisanya menggunakan sistem shower dan jangan ada pintu kamar mandi yang langsung menghadap kamar tidur. Hendaknya ada ruang antara yang biasanya berupa dressing room atau ruang pakaian. (d) Demikian juga dapur. Rancanglah dapur sedemikian rupa agar bau dan asap dapur tidak "nyasar" ke ruang-ruang hunian. (e) Karena asap kendaraan di garasi bisa menjadi musuh pernapasan, usahakan knalpot mobil selalu menghadap ke luar dan pintu garasi dirancang sedemikan rupa agar tidak menahan asap mobil. (f) Buatlah langit-langit sedikit lebih tinggi dari yang biasanya, umpama 3,5 meter atau 4 meter. Tentu akan menambah biaya bangunan, namun Anda akan mendapatkan udara dalam rumah yang lebih segar. (g) Usahakan sesedikit mungkin penggunaan finish cat, pilihlah bahan-bahan alami yang justru lebih indah tanpa di cat (exposed). Namun kalau tetap harus menggunakan cat, sebaiknya pilih yang menggunakan yang lebih ramah lingkungan, seperti cat dan pelitur berbahan dasar air (water base) dan tidak berbau. Untungnya, benda-benda ini sekarang lebih mudah didapat. Cat acrylic yang sudah secara luas dipakai adalah water base. Bagaimana asma dimonitor? Anda dapat memonitor asma dirumah dengan menggunakan alat yang disebut “Peak Flow Meter”. Alat ini akan memperlihatkan ukuran kecepatan maksimal udara yang dapat dihembuskan oleh paru-paru anda. Dengan memonitor puncak hembusan nafas anda setiap hari, anda dapat memprediksi dan mengambil tindakan pencegahan agar tidak mengalami serangan asma. . Cara Menggunakan Peak Flow Meter Peak Flow Meter (PFM) mengukur jumlah aliran udaradalam jalan napas. Peak Flow Rate (PFR) adalahkecepatan (laju) aliran udara ketika seseorang menariknapas penuh, dan mengeluarkannya secepat mungkin. Agaruji (tes) ini menjadi bermakna, orang yang melakukanuji ini harus mampu mengulangnya dalam kelajuan yang sama, minimal sebanyak tiga kali. Terdapat beberapa jenis alat PFM. Alat yang sama harussenantiasa digunakan, agar perubahan dalam aliranudara dapat diukur secara tepat. Pengukuran PFR membantu menentukan apakah jalan napas tebuka atautertutup. PFR menurun (angka dalam skala turun ke bawah) jikaasma pada anak memburuk. PFR meningkat (angka dalamskala naik ke atas) jika penanganan asma tepat, danjalan napas menjadi terbuka. Pengukuran PFR dapatmembantu mengetahui apakah jalan napas menyempit,sehingga penanganan asma dapat dilakukan dini, jugamembantu mengenali pemicu (penyebab) asma pada anak,sehingga dapat dihindari. Terdapat perbedaan nilai pengukuran (siklus) PFR dalamsatu harinya. Dengan mengukur nilai PFR dua kali dalamsehari menunjukkan gambaran PFR sepanjang hari. Anak yang berbeda usia dan ukuran badan memiliki nilai PFRyang berbeda. Bagaimana Cara Mengukur Peak Flow Rate 1. Mintalah anak untuk mengambil napas sedalammungkin. 2. Perintahkan anak untuk menghembuskan napasnya kedalam PFM sedalam dansekuat mungkin. 3. Bacalah angka yang tertera dalam skala PFM, dan tuliskan pada secarik kertas. 4. Ukur PFR kembali (minta anak melakukan langkah pertama dan kedua) sampai total sebanyak tiga kali. 5. Tandai saat anak Anda nilai melakukan langkahnyayang terbaik (dari tiga kali pengukuran). Inilah nilaiyang diambil. Angka ini dapat berubah ketika gejala asma membaik, atau anak bertambah besar. Kesimpulannya, lakukan pemeriksaan PFR menggunakan PFM dua kali sehari, pada pagi dan malam hari, juga pada saat serangan asma. Nilai mana PFR yang tertinggi. Asma Asma banyak menyerang anak-anak, bagaimana kita mensiasatinya ? Anak yang mengalami asma sensitif terhadap banyak iritan, seperti infeksivirus, asap rokok, udara dingin, dan partikel ataubahan kimia di udara. Alergi terhadap debu, bulubinatang, dan pollen (serbuk sari)bisa menjadi pencetus asma. Penyempitan dan peradangan (inflamasi) jalan napasmenyebabkan sesak napas dan batuk. Batuk seringkalimerupakan tanda pertama, dan kadang satu-satunya gejala awal asma. Gejala asma lainnya adalah mengi(wheezing), napas cepat, dan kesulitan bernapas,sehingga penderitanya menggunakan otot napas tambahan di leher, perut, dan dada. Seringkali asma dikenalidengan wheezing saja, sehingga tanda-tanda lainnya kurang diperhatikan, atau bahkan dianggap sekedarflu/common cold. Dokter juga bisa salahmendiagnosisnya sebagai infeksi semisal bronchitis (meskipun bronkitis tidak selamanya akibat infeksi). Tanda mengi sulit dikenali pada anak khususnya dibawah usia 18-24 bulan. Sehingga perlu diperhatikantanda lain seperti batuk berdahak, napas cepat, danflu berulang. Seorang bayi dengan asma dapat menjadi kurang responsif terhadap rangsangan, menangis lemah, dan mengalami kesulitan makan. Anak yang lebih besar bisa mengeluhkan keadaannyaseperti dada sakit atau batuk terus.Tanda-tanda ketidaknyamanan seperti ini dapat menjadikan seorang anak rewel tanpa alasan. Batukmungkin timbul setelah aktivitas fisik sepertiberlari. Atau anak mengalami batuk malam hari atausaat tidur. Batuk, mengi, dan napas yang pendek dapatjuga menyertai tangisan, teriakan, atau tawa. Meskipuntidak tepat bahwa emosi seperti kemarahan dankecemasan mencetuskan asma, hal-hal seperti ini secara tidak langsung bisa memperberat gejala. Pada anak usia sekolah, asma bisa saja tidakterdiagnosis akibat tersamarkan oleh aktivitas belajar dan kegiatan fisik lain. Anak mengeluhkan batuk dan sesak napas membuatnya sukar tidur di malam hari. Kelelahan yang diakibatkan menjadikan gangguan konsentrasi dalam belajar. Pencegahan dan penanganan dini asma dapat membantu mengurangi jumlah hari anak absen sekolah, atau dariperawatan di rumah sakit. Hal-hal penting yang harus dipahami orangtua adalah: • bagaimana cara mencegah atau mengurangi gejalaasma, yakni dengan cara menghindari pencetus. Untukitu kenalilah pencetus asma pada anak Anda • bagaimana mengenali gejala asma, khususnya asmayang mengalami perburukan (dibahas lebih lanjut dibawah dan dalam Guideline) • penanganan apa yang harus dilakukan pertama kali,dan apa yang harus dilakukan jika asma memburuk(dibahas lebih lanjut dalam Guideline) • apa yang harus dilakukan dalam keadaan gawatdarurat (dibahas lebih lanjut dalam Guideline) Tanda-tanda seorang anak dengan kecurigaan asma harus dibawa ke dokter, antara lain: • batuk terus-menerus dan berkepanjangan (dapatdilihat dalam kategori derajat asma persisten dalamGuideline) • mengi atau wheezing ketika anak menghembuskan/membuang napas • napas pendek atau napas cepat yang tampaknya tidakberhubungan dengan aktivitas • gerak otot napas tambahan di dada • infeksi saluran napas berulang seperti pneumoniaatau bronkitis Seorang anak yang belum terdiagnosis asma, namun mengalami serangan asma, harus memperoleh penanganan yang tepat. Serangan asmaumumnya bermula dengan batuk dan berkembang menjadimengi dan napas cepat. Semakin memberat, otot-ototbantu napas di dada, perut, dan leher tampak bergerak. Anak menjadi sulit atau tidak dapat berbicara, denyutjantung meningkat, berkeringat banyak, sampai nyeri dada. Selama serangan asma, saluran napas semakin menyempitdan aliran udara berkurang. Penanganan pada anak berdasarkan beratnya gejala asma dan derajat obstruksi udara. Klasifikasi serangan asma antara lain: Serangan Ringan Bernapas : Ssedikit kesulitan dan hanya sedikit lebih cepat dibandingkan biasanya Berbicara : Mampu menyelesaikan kalimat dengan mudah Keluhan : Mengi ringan, batuk, napas pendek, perasaan sempit di dada Warna Kulit : Normal seperti biasa Otot pernapasan : Bergerak normal Kesadaran terhadap sekeliling : Normal dan terjaga Serangan Sedang Bernapas : Lumayan kesulitan dan lebih cepat dibandingkan biasa Berbicara : Hanya mampu mengucapkan frase atau sebagian kalimat Keluhan : Mengi sedang, batuk, napas pendek, perasaan sempit di dada Warna Kulit : Normal atau pucat Otot pernapasan : Otot dada bergerak masuk sedikit Kesadaran terhadap sekeliling : Normal dan terjaga Serangan Berat Bernapas : Sangat kesulitan dan dapat sangat cepat atau dipaksa Berbicara : Hanya mampu membisikkan kata tunggal atau kalimat singkat Keluhan : Mengi berat, batuk, napas pendek, perasaan sempit di dada Warna kulit : Pucat atau biru Otot pernapasan : Pergerakan otot dada ke dalam-ke luar, juga otot leher dan perut Kesadaran terhadap sekeliling : Berkurang, dapat disertai mengantuk Salah satu cara untuk mencegah dan mengurangi beratnya asma adalah mengetahui apakah anak mendapatkan cukup udara (oksigen). Jumlah udara yang dihirup masuk dan dihembuskan keluar dapat mudah diketahui dengan alat peak flow meter . Alat ini dapat membantu mengukur jumlah udara yang berasal dari paru-paru. Pengukuran ini biasanya digunakan pada anak berusia di atas 5 atau 6 tahun. Terdapat dua jenis pengobatan asma: obat-obatan bronkodilator (melebarkan bronkus/batang paru-paru) dan anti inflamasi/anti peradangan. 1.Bronkodilator melebarkan jalan napas yangmenyempit. Membantu mengurangi perasaan sesak di dada, mengi, dan sukar bernapas. 2.Obat-obatan anti inflamasi membantu mencegahpembengkakan dan inflamasi (peradangan) di salurannapas, dan bisa meningkatkan pembuangan sekret/lendirdari jalan napas. Obat-obatan ini dapat diberikan dengan ditelan, melalui suntikan, atau dihirup dalam bentuk aerosol (obat semprot). Bagaimana produk Hydroxygen Plus , bermanfaat untuk penderita asma? Hydroxygen Plus adalah produk terapi oksigen yang sangat dibutuhkan oleh penderita asma. Karena penderita asma mengalami gangguan pernafasan dan asupan oksigen, maka pemberian Hydroxygen ini akan sangat bermanfaat bagi mereka, disamping itu Hydroxygen juga membantu membersihkan polutan yang masuk ke dalam tubuh, yang diduga juga sebagai faktor pemicu terjadinya asma. Banyak laporan yang menyatakan bahwa setelah pemakaian rutin Hydroxygen Plus maka mereka menjadi tidak tergantungan terhadap obat asma, bahkan lepas sama sekali. Hydroxygen Plus membuat nafas kembali lancar dan energipun meningkat. Diposkan oleh admtv di 21:02 , 0 komentar Label: Artikel, asma SELASA, 09 SEPTEMBER 2008 TIDAK ADA LAGI KELUHAN ASMA & VERTIGO Nama : Gatot Arya Putra Alamat : Cipinang Elok AL No. 6 Cipinang Muara-Jatinegara-Jakarta Timur Riwayat penyakit/keluhan : asma, batuk, nafas pendek, vertigo Asma, batuk-batuk & nafas pendek saya reda & hilang Saya mencoba Hydroxygen sekitar 4 bulan yang lalu. Pada awalnya saya hanya ingin mencoba saja, dan kebetulan pada saat saya mencoba saya sedang terkena asma, batuk-batuk & nafas pendek, dan hal ini sangat mengganggu dan lagi pada waktu itu sedang musim hujan sehingga cuaca relatif lembab. Yang menarik adalah begitu mencoba , tidak menunggu terlalu lama, beberapa saat kemudian terasa bahwa batuk-batuk saya mulai hilang. Asma saya mulai mereda. dan boleh dikatakan setelah saya mengkonsumsi secara teratur, asma saya hilang. Anak : Asma & batuk pilek sembuh Anak saya juga terkena asma. Kalau asmanya sedang kambuh, saya langsung bawa dia ke dokter, dan oleh dokter dia kadang diberi suntikan. Memang satu hari selepas suntikan, tidak batuk-batuk lagi, tapi hari berikutnya asmanya kembali kambuh. Namun ketika anak saya juga ikut mencoba Hydroxygen sesuai dengan dosis yang dianjurkan, asmanya juga hilang. Saya tidak perlu bawa dia ke dokter lagi. Jadi mau dikatakan ini karena Hydroxygen atau tidak tapi faktanya sejak mengkonsumsi Hydroxygen, asma anak saya hilang. Beberapa hari yang lalu, anak saya terkena batuk pilek, saya berikan dia Hydroxygen dengan dosis ditingkatkan & untuk gurgling/ kumur dan ternyata dia sudah sembuh lagi, tanpa minum antibiotik. Istri : Pusing/ vertigo mendekati periode haid : tidak ada lagi Sedangkan istri saya, kalau mendekati masa periode haid, dia bisa pusing/vertigo. Setelah dia mengkonsumsi Hydroxygen Plus dan dikombinasikan Silica Plus, sekarang masalah tersebut relatif sudah tidak ada. Saya berterima kasih banyak pada Bpk Thomas Nugraha yang pertama kali memperkenalkan produk tersebut kepada saya. Terima kasih. Diposkan oleh admtv di 23:20 , 0 komentar Label: asma, Batuk, Gangguan pernafasan, Laporan pengguna, Masalah Haid, Pilek, Vertigo INSOMNIA, ASMA, SINUSITIS HILANG DALAM WAKTU SINGKAT Nama : R. Nurwenda P. Putra Alamat : Puri Flamboyant Blok E1/No. 7, Ciputat, Tangerang Riwayat penyakit/keluhan : sinus, asma, insomnia Saya mempunyai berbagai kondisi kesehatan sejak saya lahir. Selama ini saya selalu mengatasi maupun mengantisipasi dengan menggunakan obat-obatan, terutama anti-biotik. Berbagai macam cara penyembuhan, baik secara medis maupun alternatif pernah saya lewati, namun belum ada yang menunjukkan hasil yang memuaskan. Tahun 1991 saya operasi sinus di salah satu RS swasta di Jakarta. Namun masih saja sering saya rasakan bahwa kondisi itu (sinus) masih ada pada diri saya. Yang paling parah bila saya berada di udara dingin, sinus saya kambuh, asthma saya juga ikut kambuh dan saya kesulitan bernafas dan menjadi sulit tidur terutama malam hari. Saya mulai mencoba produk GHT (Silica Plus) ditambah dengan Hydroxygen Plus. Satu minggu pertama saya tidak merasakan apa-apa, minggu kedua saya mulai mengalami detoksifikasi dengan gejala pusing, mengantuk, lendir yang terus menerus keluar dari hidung maupun tenggorokan, yang terakhir saya mual dan muntah tetapi yang keluar hanyalah lendir. Semenjak itu saya tidur pulas setiap hari, bernafas lebih dalam, tidak mudah lelah dan fisik saya lebih kuat dalam kondisi cuaca seperti apapun juga. Produk dan perusahaan ini telah membuat saya menjadi orang yang lebih baik. Diposkan oleh admtv di 23:18 , 0 komentar Label: asma, Gangguan tidur, Laporan pengguna, Sinusitis MENIKMATI HIDUP DENGAN BAIK DI USIA 72 TAHUN Mampu Setir Mobil Sendiri dari Malang ke Jogya atau Semarang Nama : Hoo Boen Wie Alamat : Malang Usia : 72 tahun Riwayat penyakit/keluhan : masalah prostat, katarak, asma Saya sudah menggunakan produk-produk GHT selama 1 tahun. Saya melakukan tes darah yang pertama pada tanggal 7 Desember 2005, dan sebagai permulaan saya hanya menggunakan Hydroxygen Plus dan Silica Plus. Hasil tes darah saya pada tanggal 25 Mei 2006 telah menunjukkan perbaikan. Pada tanggal 26 Mei 2006 saya memulai program liver cleansing dan diteruskan dengan penggunaan produk-produk GHT secara lengkap (HP, SP, MMP, dan DVP). Di bulan Desember 2006, tampak kondisi darah saya semakin baik dan mendekati sempurna. Sekarang usia saya 72 tahun, tekanan darah saya yang normalnya 160/110 sampai 100 kini menjadi stabil, kurang dari 150/90. Gula darah saya juga stabil, meskipun saya masih tetap mengkonsumsi coklat, puding atau es krim. Pada tahun 2002 saya didiagnosa Benign Prostatic Hyperplasia (pertumbuhan jinak pada kelenjar prostat, yang menyebabkan prostat membesar), dan dokter mengatakan selambat-lambatnya 2 tahun harus menjalani transurethral (pembedahan), namun hingga kini tidak dilakukan , karena gangguannya sudah berkurang atau hampir tak terasa. Demikian juga dengan katarak saya yang sudah mulai membaik secara nyata. Saya waktu masih SD hampir setiap hari ke dokter karena asthma yang saya derita dan tahun 1954 saat saya kuliah keluhan asthma sudah menghilang, tapi mulai tahun 2000 asthma mulai kambuh lagi dan puncaknya pada tahun 2002.., namun sejak mengkonsumsi produk GHT, kondisi asthma dan gejala alergi lainnya tidak pernah kambuh lagi hingga kini. Hingga hari ini, saya masih bisa menikmati hidup dengan baik, tanpa ada keluhan. Selama tahun 2006 saya bahkan tidak pernah minum obat analgesic sama sekali, dan saya masih menyetir mobil sendiri dari Malang ke Yogya atau Semarang. Ini semua karena saya mengkonsumsi produk-produk GHT secara rutin dan lengkap sesuai takaran yang dianjurkan. Diposkan oleh admtv di 23:09 , 0 komentar Label: asma, Benign Prostatic Hyperplasia, Katarak, Laporan pengguna SELAMAT TINGGAL ASMA... Nama : Winny Kandouw Alamat : Kebun Jeruk-Jakarta Riwayat penyakit/keluhan : asma & darah tinggi. Saya menderita asma sejak usia 4 tahun , disamping itu juga, saya mempunyai riwayat darah tinggi. Akibat penyakit tersebut, aktivitas harian saya sering terganggu. Mengetahui hal itu, rekan saya mencoba mengenalkan produk GHT kepada saya. Saat itu saya tidak tertarik sama sekali, tetapi rekan-rekan saya dengan sabar memberikan penjelasan mengenai manfaat produk tersebut. Barulah dibulan September 2004, saya menjadi member GHT dan mencoba untuk membuktikan khasiat dari Hydroxygen Plus beserta Silica Plus. Diminggu pertama pemakaian, lendir-lendir yang sudah bertahun-tahun didalam tubuh saya, dikuras keluar. Waktu itu saya pakai Hydroxygen Plus 3 tetes 2 kali sehari dan Silica Plus 7 tetes 2 kali sehari. Dan hasilnya sungguh diluar dugaan, saya dapat menaiki tangga penyebarangan dengan enak, padahal sebelumnya terasa kepayahan. Diminggu kedua dosis Hydroxygen Plus saya naikkan menjadi 7 tetes 2 kali sehari dan Silica Plus tetap, 7 tetes 2 kali sehari. Saya merasakan peningkatan kesehatan yang berarti. Obat darah tinggi yang setiap pagi harus saya minum sejak tahun 2000, kini tidak saya konsumsi lagi. Demikian juga obat semprot untuk asma sudah saya lepas. Nafas jadi lega, sakit dileher bagian belakang /pundak sudah tidak ada lagi. Saat bertemu dengan rekan-rekan seumur saya, mereka mengatakan saya jauh lebih segar & muda dibanding sebelumnya. Melihat bukti yang ada, saya terus berbagi pengalaman ke rekan-rekan yang lain. Puji Tuhan saya besyukur mendapatkan produk ini. Diposkan oleh admtv di 23:03 , 0 komentar Label: asma, Laporan pengguna NAFAS LEGA, MAIN BULU TANGKIS OK...LAYAKNYA PEMAIN NASIONAL DAN MENYELAMATKAN ASMA ANAK SAYA Nama : Kukun C. Yahya Alamat : Jl Kopo Permai-Bandung Riwayat penyakit/keluhan : gangguan pernafasan, asma Saya di rumah adalah seorang pembuat makanan, kue-kue basah. Saya biasanya bekerja di dapur, dan bangun pagi jam 4.00, sehingga uap-uap dapur selalu dihirup , dan hal ini mengakibatkan saya mempunyai masalah pernafasan. Saya dikenalkan produk GHT oleh teman saya. Saya mencoba minum Hydroxygen Plus 4 tetes , dan apa yang terjadi ? kepala saya mulai terasa berat dan kemudian hampir tiap hari saya mengeluarkan dahak. Tapi anehnya kondisi badan saya tidak terjadi apapun. Suatu malam di kantor saya , saya diajak olahraga bulutangkis, dan saya sudah 20 tahun tidak pernah melakukan olahraga ini. Tapi anehnya malam itu saya layaknya pemain nasional, saya dapat mengejar bola yang ditujukan ke saya. Bola di kasih kedepan dekat net dapat saya kejar, bola dilempar ke belakang dapat saya kejar terus pula, dan tanpa terasa sudah 1 jam saya main bulu tangkis. Berkat Hydroxygen, pernafasan saya tidak merasa capai. Saya hanya merasa pegal-pegal di kaki itupun setelah 2 hari. Beberapa hari yang lalu, saya ikut kegiatan outbound. Di outbound ada api unggun dan sekaligus saya nonton sepak bola Jerman lawan Belanda, sehingga saya baru tidur jam 03.30 dan saya dibangunkan jam 06.00. Dan kemudian saya minum Hydroxygen Plus 4 tetes, dan jam 06.30 saya diajak main basket. Saya main basket yang di bagi dalam 2 team (1 team 3 orang), dan berlangsung satu jam di lapangan basket. Saya tidak mengalami masalah pernafasan (tidak capai), lari kesana kemari. Saya hanya merasa pegal di kaki, hal ini mungkin karena saya kurang pemanasan. Saya juga punya anak yang umurnya 12 tahun, dan dia mempunyai masalah asma, mungkin bawaan dari saya. Suatu malam penyakit asma anak saya kambuh, sehingga nafasnya sangat pendek sekali. Saya kasih bantal tiga susun di belakang kepalanya, tapi tidak dapat membantu melegakan nafas anak saya, badannya mulai pucat dan suhu badannya terasa dingin sekali. Anak saya minta di gendong tapi tetap juga tidak membantu. Kejadiannya sekitar jam 01.00 pagi. Saya waktu itu ada Hydroxygen Plus, saya berikan 3 tetes dalam 1 gelas air, dan saya ingin tahu efeknya, setengah jam kemudian tidak terjadi apa-apa, dan setelah lewat 1 jam, nafasnya mulai beraturan, ada kemajuan dan agak panjang, dan dia bisa tidur dan besoknya dia bangun pagi-pagi tidak terjadi suatu apa-apa dan dapat berangkat ke sekolah. Dan selanjutnya setiap hari saya berikan Hydroxygen , pagi 2 tetes, siang 2 tetes, dan malam 2 tetes , dan sampai sekarang dia tidak sakit asma lagi. Diposkan oleh admtv di 22:59 , 0 komentar Label: asma, Gangguan pernafasan Alergi/Asthma L.D, Texas, U.S – “Putra saya memiliki masalah alergi sejak usia 8 bulan. Saya memberikan dia HYDROXYGEN PLUS karena ibu saya mendapatkan informasi tentang manfaat produk ini, dan telah mencobanya sendiri didalam mengatasi berbagai masalah yang dialaminya. Ketika beliau membacakan apa yang dapat dilakukan produk ini didalam tubuh dan bagaimana produk ini dapat membantu putra saya atas masalah asthmanya, lalu saya mencobanya. Produk ini telah merubah dunia anak saya. Ia bernapas lebih baik, tidak ada lagi batuk di tengah malam, tidak lagi tersedak dan tidur dengan posisi duduk. Saya hanya memberikannya 5 tetes dua kali sehari. “Ketika saya menerima paket di kotak pos surat saya, saya membaca seluruhnya. Didalamnya dikatakan anda dapat meneteskannya pada air minum hewan peliharaan untuk menjaga kesegaran air. Kami memiliki 2 ekor kucing, laki-laki dan perempuan. Kucing perempuan saya mulai memiliki benjolan didaerah kelenjar susunya yang mulai membesar. Berdasarkan pengalaman kerja selama bertahun-tahun dengan dokter hewan, saya berpikir kondisi terburuknya adalah kanker. Karena kami juga menggunakan obat-obatan yang sama digunakan oleh manusia, lalu saya memutuskan untuk mencoba HYDROXYGEN PLUS pada kucing. Saya menaruh 5 tetes didalam air minumnya, beberapa kali sehari. Ia mulai tidur lebih banyak. Ini adalah satu-satunya efek samping yang saya lihat. Setelah 2 minggu benjolannya hampir hilang. Sekarang benjolannya hampir tidak terasa. Saya mengurangi jumlah tetesannya sekarang yaitu 1 tetes setiap hari. Ia berprilaku seperti anak kucing normal berusia 6 bulan lagi. Produk ini sungguh luar biasa.” dikutip dari buku karya Ed.Mc.Cabe “Mr. Oxygen” : Flood Your Body with Oxygen Diposkan oleh admtv di 21:56 , 0 komentar Label: alergi, asma, Laporan pengguna Gagal Jantung/Asthma/Masalah Berat Badan D.H., Texas, U.S – “Saya masuk rumah sakit karena gagal jantung. Tiga dokter berkata bahwa bagian kanan jantung saya telah rusak dan mereka mengirimkan saya ke spesialis jantung. Saya mulai menggunakan Hydroxygen pada tanggal 1 Maret. Tanggal 5 Mei, saya mengunjungi spesialis jantung. Ia melakukan pengetesan Echo Cardiogram dan EKG serta berkata “ Mengapa para dokter mengirimkan anda ke saya? Jantung anda tidak bermasalah! Saya hanya dapat bersyukur akan hal ini kepada Tuhan dan Hydroxygen. Berat badan saya berkurang sebanyak 35 pon (16 kg) dalam waktu 2 bulan dengan produk ini. Sebagai seorang penderita Asma, saya juga dapat bersaksi bahwa saya dapat bernapas lebih dalam dan lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. dikutip dari buku karya Ed.Mc.Cabe “Mr. Oxygen” : Flood Your Body with Oxygen Diposkan oleh admtv di 21:54 , 0 komentar Label: asma, Gangguan jantung, Kegemukan, Laporan pengguna